Rasul artinya utusan. Sedangkan Rasulullah artinya utusan Allah Swt., yaitu orang yang menerima wahyu dan berkewajiban menyampaikannya kepada orang lain atau umat manusia. Perhatikan Q.S. al-An’am/6: 48 berikut ini.
Artinya: “Dan tidak Kami mengutus para rasul melainkan
untuk memberi kabar gembira dan
peringatan”.
Nabi dan rasul
adalah manusia biasa, laki-laki yang dipilih oleh Allah Swt. untuk menerima wahyu. Sebagaimana manusia lainnya
rasul pun hidup seperti kebanyakan manusia,
yaitu makan, minum, berjalan-jalan, nikah, punya anak, merasa sakit, senang,
susah, semakin tua, mati, dan sifat-sifat manusiawi lainnya.
A. Tugas dan Sifat Rasul-rasul
Allah
Para utusan Allah mempunyai tugas yang sangat berat, yaitu memimpin manusia agar hidup sejahtera dan bahagia di dunia dan di akhirat. Agar tugas itu sukses dan berhasil, mereka diberi sifat-sifat yang istimewa oleh Allah Swt. Sifat tersebut lebih dikenal dengan “sifat-sifat wajib bagi rasul” artinya sifat yang harus dimiliki seorang rasul.
Sifat-sifat rasul yaitu :
1. siddiq artinya jujur dan benar. Seorang rasul selalu benar dalam perkataan dan perbuatan, mustahil dia berkata dusta atau bohong.
2. Amānah artinya dan dapat dipercaya. Seorang rasul mustahil khianat. Dia wajib menyampaikan amanah Allah Swt. kepada kaumnya. Semua perkataan, perbuatan dan tindakan rasul harus benar, dan tidak boleh ingkar janji.
3. Tablig artinya menyampaikan. Seorang rasul harus menyampaikan pesan Allah Swt. kepada umat walaupun terasa sulit atau dianggap membahayakan. Rasul tidak boleh menyembunyikan sesuatu yang telah diberikan Allah Swt. kepadanya.
4. Fatānah artinya cerdas, pandai dan bijaksana. Seorang rasul harus pandai dan cerdas akalnya, memiliki kekuatan berpikir yang tinggi, dan memiliki hati yang bersih atau akal budi yang tinggi. Dengan sifat ini, seorang rasul dapat menyelesaikan tugas kerasulannya dengan baik.
B. Ulul Azmi
Ulul ’Azmi terdiri dari dua kata, yaitu Ulul dan al-Azmi. Ulul
atau Ulu/Uli artinya mempunyai atau memiliki. Al-Azmi artinya teguh atau tekad yang kuat. Ulul ‘Azmi
artinya memiliki keteguhan/tekad. Kalau disebut rasul Ulul ‘Azmi, maka artinya
rasul yang memiliki keteguhan atau tekad. Para rasul Ulul ‘Azmi memiliki keteguhan,
tekad, ketabahan, dan kesabaran yang sangat kuat, serta teguh dalam menjalankan
tugasnya, yaitu menyampaikan ajaran-ajaran Allah Swt. Rasul Ulul ‘Azmi itu
adalah Nūh a.s., Ibrāh³m a.s., Mūsā a.s., Isā a.s., dan Muhammad saw.
Ayo, ikuti
riwayat singkat para Rasul Ulul ‘Azmi berikut.
1. Nabi Nūh a.s. adalah keturunan kesepuluh dari Nabi Ādam a.s. Ia mengajak manusia agar menyembah Allah Swt. dan melarang memperhambakan diri kepada selain Allah Swt. Tetapi manusia di masa itu tidak mengacuhkan seruannya. Seruan Nabi Nūh a.s. itu mereka sambut dengan cemooh dan ejekan. Selama 950 tahun Nabi Nūh a.s. menyiarkan ajaran Allah Swt., tetapi umatnya tetap saja ingkar termasuk anaknya sendiri yang bernama Kan’ān. Akhirnya Tuhan menurunkan kepada mereka siksaan berupa banjir besar. Hanya sedikit orang yang selamat dari banjir besar. Mereka yang selamat adalah para pengikut Nūh a.s.
2. Nabi Ibrāhim a.s. adalah anak Azar tukang membuat patung-patung untuk dijadikan sesembahan. Nabi Ibrāhim a.s. hidup pada masa raja Namrud yang zalim, musyrik dan kufur. Nabi Ibrāhim a.s. mengajak raja Namrud dan kaumnya agar beriman dan menyembah Allah Swt. Ia ajak agar mereka meninggalkan menyembah berhala. Ada banyak kesabaran dan keteguhan Nabi Ibrāhim a.s. yang dapat kita ketahui lebih lanjut. Karena ketaatan Nabi Ibrāhim kepada Allah Swt., maka doanya dikabulkan.
3. Nabi Mūsā a.s. adalah putra Imrān, keturunan Bani Israil. Ia hidup pada masa raja Firaun yang sangat zalim, mengaku dirinya Tuhan. Siapa yang tidak mau menuhankannya, maka orang itu akan dibunuh. Nabi Mūsā a.s. terus saja menyebarkan ajaran Allah Swt. kepada kaum Bani Israil seraya berdoa agar diberi kawan yang membantunya. Akhirnya diberilah Harun saudaranya yang membantu dakwahnya. Doa Nabi Mūsā a.s. dikabulkan Allah Swt., maka Nabi Hārūn a.s. diangkat Allah Swt. menjadi Rasul.
4 Nabi Isā a.s. adalah putra Maryam.
Dengan kekuasaan Allah Swt. beliau dilahirkaengan perantaraan ibu saja. Keajaiban kelahiran ini menjadi ujian kepada manusia, percaya atau tidak kepada kekuasaan Allah Swt. Nabi Isā a.s. dalam menjalankan dakwahnya, diancam dan direncanakan untuk dibunuh dengan cara disalib. Namun Allah Swt. menyelamatkan Nabi Isā a.s. dengan cara diangkatkan ke alam ghaib (mi’raj). Ternyata yang terbunuh adalah orang yang menyerupai Nabi Isā a.s. yaitu Yahuza (Iskariot). Lihat Q.S. an-Nisa/4: 157: “... tidaklah mereka membunuh dan menyalib Isa, hanya orang yang diserupakan Allah dengan Isā a.s. yang tersalib.”
5 Nabi Muhammad saw.
Sejak usia muda, Nabi Muhammad saw. terkenal jujur, tabah, sabar, bertanggung jawab, dan pekerja keras sehingga diberi julukan “al Amin” artinya terpercaya. Setelah diangkat menjadi rasul, beliau tak henti-hentinya berdakwah mengajak umat manusia menyembah Allah Swt. dan meninggalkan kemusyrikan yaitu penyembahan terhadap berhala.
Dalam menyiarkan agama Allah Swt., Nabi Muhammad saw. sering dihadang, bahkan diancam akan dibunuh oleh orang-orang kafir Quraisy. Abu Jahal adalah orang yang paling membencinya. Pernah ketika Nabi Muhammad saw. sedang beribadah, Abu Jahal dan komplotannya datang sengaja mengotorinya dengan najis. Namun Nabi Muhammad saw. hanya berdoa kepada Allah Swt.: “Ya Tuhan kepada Engkau aku menyerahkan kaum Quraisy”. Doa ini berulang-ulang beliau baca.
Dari peristiwa itu, Nabi Muhammad saw. bukanlah sosok manusia pendendam, tidak membalas kejahatan Abu Jahal dan kawan-kawannya dengan tindakan yang sama, cukup menyerahkan persoalannya kepada Allah Swt. Selain jujur dan pemaaf, Nabi Muhammad saw. sangat menyayangi anak yatim. Nabi pernah mengatakan: “ Barangsiapa yang memelihara dan mengasuh anak yatim dengan sebaik-baiknya, kelak mereka akan masuk surga, dan tempatnya berdekatan denganku.
Hal ini diisyaratkan Nabi dengan jari telunjuk dan jari tengahnya yang berdekatan dan tidak terhalang apa pun”. Begitulah kepedulian Nabi Muhammad saw. kepada umatnya. Rasul terakhir adalah Nabi Muhammad saw., dialah nabi dan rasul penutup, tidak ada lagi nabi dan rasul setelahnya. Karena Nabi Muhammad saw. sebagai penutup, maka sering disebut dengan istilah khatamul anbiya artinya penutup atau penghabisan para nabi dan rasul.
Meneladani berarti mencontoh atau menirus segala perbuatan yang dilakukan oleh para rasul, terutama Nabi Muhammad SAW. Ada sikap berbicara, sikap makan-minum, sikap berjalan, sikap bertamu, sikap waktu belajar, sikap ketika bergaul sesama teman, dengan guru, dengan orangtua sendiri atau dengan orang yang lebih tua, dan sebagainya.
Berikut ini contoh sifat para rasul Ulul ‘Azmi, yaitu:
1. Teguh dan sabar dalam belajar,
2. Teguh dan sabar dalam beribadah (salat),
3. Teguh dan sabar dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah,
4. Teguh dan sabar dalam mematuhi orang tua,
5. Teguh dan sabar dalam pergaulan, tidak cepat marah,
6. Teguh dan sabar dalam mematuhi peraturan, baik peraturan di rumah, sekolah, maupun dilingkungan tempat tinggal,
Sikap terpuji para rasul yaitu :
1. jujur (al-Amanah),
2. pemaaf (al-‘Afwu),
3. tekun (al-Khusū’),
4. malu kalau diri tercela (al-Hayāu),
5. bersih (an-Nazafah),
6. pemurah (as-Sakhau),
7. sabar (al- Sabru)
8. dan masih banyak lagi yang lainnya.
Comments
Post a Comment