1. Nabi Muhammad saw. ”al-Amin ”
· Nabi
Muhammad saw. pasti disebut sebagai nabi kedua puluh lima atau nabi terakhir.
· Nabi
Muhammad saw. sejak kecil sudah menjadi yatim piatu. Oleh sebab itu, beliau
sangat mencintai anak yatim dan menganjurkan umatnya untuk merawat, mendidik,
dan mencintai anak yatim.
· Di
samping itu, Nabi Muhammad saw. terkenal sangat jujur. Sikap jujur tersebut sudah
diperlihatkan sebelum beliau diangkat menjadi rasul. Pada usia remaja, beliau
diminta bantuan oleh pamannya untuk membawa barang dagangan Siti Khadijah binti
Khuwailid yang kaya dan dihormati di Kota Mekah.
· Pada
usia tiga puluh lima tahun, Nabi Muhammad
saw. bersama-sama dengan orang-orang Quraisy diminta untuk memperbaiki
Ka’bah. Ketika pembangunan sudah sampai
ke bagian Hajar Aswad, bangsa Quraisy berselisih tentang siapa yang mendapatkan
kehormatan untuk meletakkan Hajar Aswad ke tempatnya semula. Pada akhirnya,
mereka sepakat menunjuk Muhammad saw. sebagai orang yang tepat untuk melakukan
hal tersebut.
· Rasulullah
pun kemudian menyarankan suatu jalan keluar yang sebelumnya tidak terpikirkan
oleh mereka. Beliau mengambil selembar selendang, kemudian Hajar Aswad itu
diletakkan di tengah-tengan selendang tersebut. Beliau lalu meminta seluruh
pemuka kabilah yang berselisih untuk memegang ujung-ujung selendang itu. Mereka
kemudian mengangkat Hajar Aswad itu bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam-lah yang kemudian meletakkan Hajar
Aswad tersebut.
· Ini
merupakan jalan keluar yang terbaik. Seluruh kabilah setuju dan meridhai jalan
keluar ini. Mereka pun tidak jadi saling menumpahkan darah. Sejak saat itu,
beliau dikenal di antara kaumnya dengan sifat-sifat yang terpuji. Para sahabat
dan pengikutnya sangat menghormati dan mencintai beliau sehingga beliau diberi gelar
”al-Amin”, artinya orang yang dapat dipercaya.
· Mari
kita teladani sifat jujur Nabi Muhammad saw. dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, jika orang tua kita minta bantuan untuk membeli sabun mandi di
warung, ada sisa uang pembelian, uang itu harus dikembalikan kepada orang tua.
Percayalah, anak yang jujur pasti disayangi teman-teman, guru dan orang tua.
2. Kasih Sayang Rasulullah saw. terhadap Anak, Keluarga, Orang Tua, dan Masyarakat
o
Selain memiliki sifat jujur dalam
berdagang dan bergaul, Rasulullah saw. pun sayang terhadap keluarga dan
orang-orang di sekitarnya. Pada zaman Jahiliyah, penduduk Mekah tidak menghargai anak perempuan. Namun, Nabi
Muhammad saw. justru menggendong putrinya Fatimah yang masih balita sambil tawaf
– mengelilingi Ka’bah.
o
Begitu pula setelah Fatimah dewasa dan
dikaruniai anak; Rasulullah saw.
menyayangi cucunya yang bernama Hasan dan Husein. Sebagaimana dikisahkan dalam
hadiś beliau yang artinya berikut ini.
o
”Nabi Muhammad saw. mencium cucunya Hasan
bin Ali r.a., sedangkan di dekat beliau ada Aqra’ bin Hābis. Aqra’ berkata:
”Aku mempunyai sepuluh anak, tetapi aku tidak pernah mencium seorang pun di
antara mereka.” Mendengar hal itu, Rasulullah saw. memandang Aqra’ lalu bersabda:
"Barangsiapa tidak mau berbelas kasih, maka ia tidak akan mendapatkan
belas kasih.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim).
o
Selain hadis di atas hadis Rasulullah
saw., mengajarkan pula untuk hormat kepada orang tua seperti dalam hadis yang
artinya berikut ini.
o
”Aku (Ibnu Mas’ud) pernah bertanya kepada
Nabi saw. ... ”Amal apakah yang paling disukai oleh Allah Swt.?” Nabi saw.
bersabda: ”Mengerjakan salat tepat pada waktunya.” Aku bertanya lagi: ”Kemudian
apa?” Nabi saw. menjawab: ”Berbaktilah kepada kedua orang tua.” Aku kembali
bertanya: ”Lalu apa lagi?” Nabi saw. menjawab: ”Jihad fisabillilah.” (H.R.
al-Bukhari dan Muslim).
o
Rasulullah saw. tidak pernah menyakiti
hati orang lain. Hal itu dapat dibuktikan dalam hadiś beliau yang artinya: ”
Barangsiapa yang beriman kepada Allah Swt. dan Hari Akhir, maka hendaklah ia
berkata yang baik atau diam.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim).
3. Kepedulian Rasulullah saw. terhadap Lingkungan
o
Kepedulian Rasulullah saw. bukan hanya
pada ibadah seperti salat, tetapi beliau pun peduli terhadap lingkungan hidup.
Hal itu tercermin pada perilaku beliau antara lain, sebagai berikut.
a. Nabi Muhammad saw. sangat hemat dalam mempergunakan air; itu dibuktikan pada anjuran beliau agar tidak berlebihan dalam pemakaian air dalam berwudu’.
b. Nabi Muhammad saw. mengajarkan agar tidak
c. melakukan kerusakan di muka bumi ini.
4. Nabi Muhammad saw. sebagi Pembawa Rahmat bagi Alam Semesta
· Nabi
Muhammad saw. diutus oleh Allah Swt. Sebagai Rahmatan lil Ălamín atau sebagai
pembawa kasih sayang bagi alam semesta ini.
· Tujuan
dakwah Nabi Muhammad saw. adalah untuk mengubah keadaan masyarakat Jahiliyah
menjadi masyarakat yang sejahtera berdasarkan agama Tauhid, yaitu agama yang
menyakini bahwa Allah Swt. adalah Tuhan Yang Maha Esa. Misi kedamaian dan
kesejahteraan hidup tersebut bukan hanya
bagi bangsa Arab ketika itu, tetapi juga bagi seluruh alam sampai sekarang dan
akhir zaman.
· Nabi
Muhammad saw. selain mengajak kaumnya untuk mengutamakan kemurnian aqidah dan
selalu menyembah Allah Yang Maha Esa. Beliau juga menanamkan akhlak terpuji
yang membawa kebaikan manusia hidup di dunia hingga akhirat. Salah satu sifat
terpuji yang dapat kita cermati, ketika beliau dan pengikutnya hijrah ke Kota
Madinah adalah beliau mampu menanamkan sikap persaudaraan antara kaum pendatang
(Muhajirin) dengan kaum An¡ar sehingga mereka saling menolong untuk menciptakan
daerah yang tertib dan aman. Di samping itu, masyarakat berperilaku sopan santun sesuai ajaran Rasulullah saw.
· Sebagai
umat Nabi Muhammad saw., kita harus menjunjung tinggi ajaran beliau, misalnya
kita menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi orang yang lebih muda.
Kita berperilaku sopan dan bertutur kata santun terhadap orang tua, guru dan
masyarakat sekitar. Juga kita menjaga lingkungan kita agar selalu bersih karena
”Kebersihan adalah sebagian dari iman.”
· Oleh
sebab itu, kita tidak membuang sampah di kali atau selokan karena selokan yang penuh sampah akan dangkal,
saluran air tidak lancar sehingga di musim hujan, daerah tersebut menjadi
banjir. Kita harus peduli terhadap lingkungan sekitar. Untuk kebaikan diri dan
orang lain, kita harus selalu berperilaku sesuai ajaran Rasulullah saw.
C. Kepemimpinan Sahabat Rasulullah saw.1. Kepemimpinan Abu Bakar
- Abu Bakar adalah khalifah pertama setelah Nabi Muhammad saw. wafat. Beliau dilahirkan pada tahun 571 M. Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Abi Khuafah at-Taimi. Gelar Abu Bakar diberikan oleh Nabi Muhammad saw. karena ia adalah paling cepat masuk Islam. Gelar as - sidiq diberikan karena ia selalu membenarkan Nabi Muhammad saw. dalam berbagai peristiwa, terutama membenarkan peristiwa Isra dan Mi’raj.
- Abu Bakar memimpin dari tahun 632 M sampai dengan 634 M. Abu Bakar senantiasa meneladani perilaku Nabi Muhammad saw. Dalam menentukan keputusan, beliau selalu mengajak para sahabat untuk bermusyawarah. Beliau sangat memperhatikan rakyatnya. Beliau selalu membantu rakyat yang kekurangan. Pernah suatu ketika datang kepadanya seorang wanita kampung bernama Unaisar dan berkata: ”Hai, Abu Bakar, apakah engkau masih dapat menolong kami memerah susu kambing seperti sebelum menjadi khalifah?” Jawab Abu Bakar: ”Insya Allah aku akan tetap bersedia menolong kamu.” Meskipun Abu Bakar sudah menjadi pemimpin negara, beliau tidak sombong dan masih mau memerah susu untuk rakyatnya di kampung.
- Untuk kesejahteraan rakyatnya, beliau mendirikan Baitul Mal, yaitu suatu lembaga yang mengurusi kas dan keuangan negara.
2.
Kepemimpinan Umar bin Khattab
· Umar bin Khattab adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar. Umar
bin Khattab mempunyai nama lengkap Umar bin Khattab bin Abdul Uzza. Umar bin Khattab
menjadi khalifah sejak tahun 634 M sampai dengan 644 M.
· Beliau seorang pemberani, jujur, adil, tegas, bijaksana dan
bertanggung jawab terhadap rakyatnya. Beliau juga seorang pemimpin yang hidup
sederhana dan suka bermusyawarah. Misalnya, suatu ketika, Khalifah Umar bin
Khattab menyuruh anaknya untuk mematikan lampu di dalam ruangan (kantor
khalifah), karena lampu itu dibiayai oleh negara, sedangkan kedatangan anaknya
untuk keperluan pribadi keluarganya. Kalifah Umar bin Khattab tak mau
menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi dan keluarganya,
walaupun hanya sebatas cahaya lampu.
· Pada masa pemerintahannya, Umar bin Khattab dikenal sebagai
pribadi yang sederhana dan bertanggung jawab. Sebagai contoh sikap tanggung
jawab yang diperlihatkan Umat bin Khattab, yaitu: pernah suatu saat beliau
berkata ketika ia melihat kondisi jalan yang rusak, "Aku akan segera
perbaiki jalan itu, sebab aku takut diminta pertanggungjawaban di hadapan Allah
Swt. nanti, hanya karena ada seekor unta yang terjungkal." Masih banyak lagi perilaku teladan yang patut
kita contoh dari peribadi Khalifah Umar bin Khattab.
· Jasa Khalifah Umar bin Khattab yang sampai saat ini kita rasakan
adalah penetapan kalender Hijriyah atau penetapan tanggal 1 Muharam sebagai
Tahun Baru Hijriyah.
3. Kepemimpinan Usman bin Affan
· Khalifah Usman bin Affan memerintah selama dua belas tahun atau
dari tahun 644 sampai dengan 656 M.
Beliau dikenal sebagai orang kaya dan dermawan. Bukti kedermawanan Usman
bin Affan, yaitu pada masa pemerintahan Abu Bakar, beliau pernah memberikan
gandum yang diangkut dengan 1.000 unta untuk membantu kaum miskin yang
menderita di musim kering.
· Di masa pemerintahannya, Usman bin Affan melakukan kodifikasi
(menyusun atau membukukan) kitab al–Quran karena beliau khawatir akan terjadi
perbedaan al–Quran. Kemudian, beliau membentuk panitia penyusunan al–Quran yang
diketuai oleh Zaid bin Sabit dengan anggotanya Abdullah bin Zubair dan Abdurrahman
bin Haris. Panitia tersebut bertugas menyalin ulang ayat-ayat al–Quran dalam
sebuah buku yang disebut Mushaf dan diperbanyak 4 (empat) buah (exemplar). Satu
buah disimpan di Madinah yang disebut Mushafal al imam atau Mushaf umani
empat buah lainnya dikirim ke Mekah, Suriah, Basrah dan Kufah. Di samping itu,
beliau juga merenovasi Masjid Nabawi di Kota Madinah, dengan cara memperluas
dan memperindah bentuknya.
4. Kepemimpinan Ali bin Abi
Thalib
· Ali bin Abi Thalib adalah salah seorang khulafah rasyidin yang
terakhir. Ali merupakan anak dari paman
Rasulullah saw., yaitu: Abu Thalib yang
selalu membela dakwah Nabi Muhammad saw..
· Ali bin Abi Thalib adalah seorang yang pemberani. Hal itu sudah
dibuktikan Ali bin Abi Thalib ketika
harus menggantikan tidur Rasulullah saw..
Padahal di luar rumah pemuda-pemuda
· Quraisy ingin menyakiti Rasulullah saw. yang akan pergi hijrah. Masa
pemerintahan Ali kurang lebih selama
lima tahun (656-661 M). Selain pemberani, Ali bin Abi Talib juga seorang
pemimpin yang peduli terhadap
pendidikan. Sebagai contoh, beliau mendirikan beberapa madrasah untuk tempat belajar anak-anak.
· Dalam menjalankan roda pemerintahan, Ali bin Abi Thalib mengharuskan pegawainya jujur, cakap, dan bertanggung jawab. Beliau juga memajukan bidang Ilmu Bahasa, serta mengembangkan bidang pembangunan, terutama di Kota Kufah sebagai pusat Ilmu Tafsir, Ilmu Hadis, Ilmu Nahwu dan ilmu pengetahuan lainnya.
Rangkuman
Keteladanan
Nabi Muhammad saw. yang harus kita tiru antara lain sebagai berikut.
- Nabi Muhammad saw. memperoleh gelar ”al-Amín”, artinya orang yang dapat dipercaya. Beliau mendapat gelar tersebut karena bersikap jujur dan dapat dipercaya. Beliau juga sayang terhadap anak, keluarga, orang tua dan masyarakat, serta peduli terhadap lingkungan
- Nabi Muhammad saw. sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta. Artinya, ajaran beliau untuk kebaikan manusia hidup di dunia dan di akhirat.
- Abu Bakar memiliki sifat lemah lembut, sabar, pantang menyerah, berwibawa, dermawan, adil dan bijaksana, serta suka bermusyawarah
- Umar bin Khattab memiliki sifat cerdas, tegas, pemberani , berwibawa, sederhana, bijaksana, bermusyawarah, dan sangat mengutamakan kepentingan rakyat.
- Usman bin Affan memiliki sifat santun, sabar, dermawan, adil, sederhana, dan sangat saleh.
- Ali bin Abi Thalib memiliki sifat tegas, cerdas, adil, pandai, sabar dan tabah; sangat membela kebenaran, sangat pemberani.
Comments
Post a Comment