MEYAKINI HARI AKHIR MENGAKHIRI KEBIASAAN BURUK (KELAS 9 SMP PAI BAB 1)

A. Pengertian Iman pada Hari Kiamat
  • Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat merupakan rukun iman yang kelima.
 

        Artinya: “Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan  sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur” (Q.S. al-Hajj/22:7)

  •  Iman kepada hari akhir adalah meyakini bahwa seluruh alam termasuk dunia dan seisinya akan mengalami kehancuran. Hari akhir ditandai dengan ditiupnya terompet Malaikat Israfil. Dijelaskan bahwa pada hari itu daratan, lautan dan benda-benda di langit porak-poranda. Gunung-gunung meletus, hancur, dan berhamburan. Lautan meluap dan menumpahkan seluruh isinya. Benda-benda yang ada di langit bergerak tanpa kendali. Bintang, planet, dan bulan saling bertabrakan.
  • Para ulama mengelompokkan kiamat menjadi dua macam, yaitu: (Kiamat Sugra dan Kiamat Kubra)

    1.  Kiamat Sugra (kiamat kecil), yaitu terjadinya kematian yang menimpa sebagian umat manusia. Misalnya: matinya seseorang karena sakit, kecelakaan, musibah tsunami, banjir, tanah longsor, dan sebagainya.
    2. Kiamat Kubra (kiamat besar) yaitu terjadinya kematian dan kehancuran yang menimpa seluruh alam semesta. Dunia porakporanda, rusak, dan hancur. Kehidupan manusia akan berganti dengan alam yang baru yakni alam akhirat. Kiamat Kubra ini dialami oleh seluruh makhluk hidup di jagad raya tanpa terkecuali. Kejadian ini terjadi secara menyeluruh, sehingga dapat dibayangkan bahwa suasana saat itu sangat mencekam dan luar biasa dahsyatnya. Jika itu sudah dikehendaki oleh Allah Swt., Sang Pencipta, maka tidak ada yang bisa menghalangi kekuasaan dan kebesaran-Nya.
  • Kejadian mengenai hari kiamat digambarkan oleh Allah Swt. begitu dahsyat, sebagaimana tertuang dalam Q.S al Qari’ah/ 101: 4-5 berikut ini:
              Artinya: “Pada hari itu manusia seperti laron yang berterbangan. Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.”(Q.S. al- Qāri’ah/101:4-5)
  • Di dalam Q.S. Az Zalzalah/ 99: 1-2 Allah Swt. juga berfirman:

    Artinya: “Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan yang dahsyat, dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya,” Q.S. Az Zalzalah/ 99: 1-2

 

  • Adapun kejadian kiamat Kubra digambarkan oleh Allah Swt. sebagai berikut:
    1.  Malaikat Israil meniup sangkakala untuk yang pertama kali. Semua makhluk akan mati, kecuali yang dikehendaki hidup oleh Allah Swt Firman Allah dalam Q.S. az Zumar/39-68:
Artinya: “Dan sangkakala pun ditiup, maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudianditiup sekali lagi (sangkakala itu),  maka seketika itu mereka bangun (dari kuburnya) menunggu (keputusaAllah)...”(Q.S. az-Zumar/39:68)
2. Langit menjadi terpecah-belah, matahari digulung, bintang-bintang berjatuhan, lautan meluap  dan menjadi panas, gunung-gunung seperti bulu yang berhamburan, dan manusia seperti            anai-    anai beterbangan. Firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Muzammil/73:18:
Artinya: “Langit terbelah pada hari itu ,janji Allah pasti terlaksana.”             
  • Setelah peristiwa kiamat yang maha dahsyat itu, semua manusia akan mati dan mengalami proses kehidupan di alam akhirat sebagai berikut:

  1. Alam Barzakh (Yaumul Barzakh)

  2. Yaumul Ba’ats

  3. Yaumul hasyr atau Yaumul Mahsyar

  4. Yaumul Mizan dan Yaumul Hisab



     B.    Proses Kehidupan di Alam Akhirat

  1. Alam Barzakh (Yaumul Barzak)/ alam kubur
Alam barzakh yang dikenal dengan alam kubur yang merupakan pintu gerbang menuju akhirat atau batas antara alam dunia dan alam akhirat. Di alam kubur manusia akan bertemu, ditanyai, dan diperiksa oleh malaikat Munkar dan Nakir tentang segala amal perbuatannya ketika menjalani kehidupan di dunia.
 
    2.  Yaumul Ba’ats/ kebangkitan dari alam kubur
Allah Swt. akan membangkitkan kembali seluruh manusia yang telah mati dari alam kubur. Peristiwa itu dinamakan yaumul ba’ats.
 
Yaumul ba’ats adalah hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur untuk diarahkan menuju ke padang mahsyar. Kebangkitan manusia ini akan terjadi setelah ditiupkan sangkakala yang kedua oleh Malaikat Israil. Seluruh manusia mulai zaman Nabi Adam sampai manusia terakhir bangkit dari kubur. Adapun keadaan mereka bermacam-macam sesuai dengan amal perbuatan mereka pada waktu hidup di dunia. Firman Allah Swt.:
 

Artinya: “Lalu ditiuplah sangkakala (yang kedua kalinya), maka seketika itu mereka keluar dari kuburnya (dalam keadaan hidup), menuju kepada Tuhannya”. (Q.S. Yāsin/36:51)

 

         Karena kesombongannya, sebagian orang tidak mau percaya tentang kejadian hari akhir. Orang-orang seperti ini kelak akan tercengang, menyesal, malu, lantas menundukkan kepala mereka dengan lesu. Mereka merasa kebingungan dan sangat panik karena tidak pernah menduga hal semacam ini akan terjadi. Orang-orang yang ingkar semacam ini diibaratkan Allah Swt. seperti belalang yang beterbangan ke sana kemari karena cemas, panik, dan bingung.

          Pandangan mereka tertunduk dan ketika mereka keluar dari kuburan, mereka panik seperti belalang yang beterbangan serta meloncat dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya. Rasulullah saw. secara lebih jelas menceritakan kisah yang akan terjadi kelak di hari kebangkitan seperti berikut ini:

 
 Artinya: “Telah menceritakan kepada Bahz bin Hakim dari bapaknya dari kakeknya, ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (pada hari kiamat) ada yang berjalan, berkendaraan, dan akan diseret di atas wajah kalian.” (H.R. Tirmizi)

Yaumul hasyr atau Yaumul Mahsyar

·     Yaumul hasyr atau yaumul mahsyar adalah hari dikumpulkannya seluruh manusia yang telah dibangkitkan dari kuburnya ,di sebuah padang yang sangat luas bernama Padang Mahsyar. Di Padang Mahsyar ini keadaan manusia sangat susah, tidak ada yang dapat menolong kecuali hanya pertolongan yang datangnya dari Allah Swt. bagi orangorang yang dikehendaki-Nya.

·      Pada yaumul mahsyar ini pula manusia menerima catatan amalnya selama hidup di dunia, baik amal yang buruk maupun amal yang baik. Seluruhnya tercatat secara rinci. Orang yang beriman dan beramal saleh mereka merasa gembira melihat catatan amalnya. Sebaliknya, orang yang berbuat jahat dan kerusakan ketika hidup di dunia akan menerima catatan amalnya dengan perasaan sedih serta penuh dengan penyesalan.

·       Pada hari itu orang yang tidak beriman sungguh telah putus harapannya karena pertolongan Allah Swt. sudah tidak mungkin lagi datang kepadanya. Sebaliknya bagi orang-orang yang beriman penantiannya di Padang Mahsyar adalah penantian yang penuh harapan akan pertolongan Allah Swt. Ketika seluruh manusia sampai di Padang Mahsyar, mereka menunggu pengadilan dari Allah Swt

·     Padang Mahsyar sendiri digambarkan oleh Rasulullah saw. sebagai tanah lapang berwarna putih bersih dan tidak ada tempat untuk berteduh maupun pepohonan. Pengadilan Allah Swt. di Padang Mahsyar ini juga menentukan, apakah manusia akan selamat dan masuk surga dengan penuh kebahagiaan atau akan masuk neraka.

Di Padang Mahsyar inilah Allah Swt. akan mengadili manusia dengan seadil adilnya, sebagaimana firman Allah SWT 
 

Artinya : “Dan bumi (padang mahsyar) menjadi terang benderang dengan  cahaya (keadilan) Tuhannya; dan buku-buku (perhitungan perbuatan mereka) diberikan (kepada masing-masing), nabi-nabi dan saksisaksi pun dihadirkan,lalu diberikan keputusan di antara mereka secara adil, sedang mereka tidak dirugikan.(QS. az-Zumar/39:69)

4) Yaumul Mizan dan Yaumul Hisab

·         Arti kata mizan adalah timbangan, sedangkan hisab artinya perhitungan. Dua istilah ini ,yaitu Yaumul Mizan dan Yaumul Hisab memiliki makna yang hampir sama maknanya. Dengan demikian, yaumul mizan adalah hari ditimbangnya seluruh amal baik dan buruk manusia untuk menerima keadilan dan balasannya masing-masing.

·         Yaumul Mizan  ini disebut juga dengan Yaumul Hisab, yaitu hari diperhitungkannya seluruh amal perbuatan manusia, baik amal yang baik maupun amal yang buruk. Pada hari itu manusia akan menerima balasannya masing-masing berdasarkan keadilan dari Allah Swt.

·         Setelah seluruh manusia sampai di Padang Mahsyar, seluruh amal perbuatannya selama hidup di dunia akan dihitung atau ditimbang. Bagimereka yang timbangan amal baiknya lebih berat akan mendapatkan balasan yang memuaskan, sedangkan bagi mereka yang timbangan amal baiknya lebih ringan akan mendapatkan balasan neraka hawiyah, yaitu neraka yang panas.

·         Firman Allah Swt. dalam Q.S. az-Zalzalah/99 ayat 7 dan 8

 

Artinya: “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat dzarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (Q.S. az-Zalzalah/99:7-8).

 
· Pada hari perhitungan amal manusia, akan diperlihatkan kepadanya semua perbuatannya selama hidup di dunia. Ketika ia melihat amal baiknya, dia akan merasa senang. Sebaliknya, ketika melihat amal buruknya, dia akan menyesal. Firman Allah Swt.: 
 
 
Artinya: “(ingatlah) pada hari (ketika) setiap jiwa mendapatkan (balasan) atas kebajikan yang telah dikerjakan dihadapkan kepadanya,(begitu juga balasan) atas kejahatan yang telah dia kerjakan...” (Q.S. ‘Ali ‘Imran/3:30)
 
· Rasulullah saw. menjelaskan bahwa perkara yang pertama kali akan diperhitungkan adalah salat seseorang. Bila seseorang tidak pernah meninggalkan salat dan salat itu dilaksanakan dengan khusyu, dia akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat.
 
 5) Surga dan Neraka

·         Allah Swt. memiliki sifat Yang Maha Adil, karena seluruh perbuatan manusia akan diadili. Seluruh amal baik dan amal buruk manusia akan mendapatkan balasannya. Tidak ada satu perbuatan pun yang luput dari keadilan Allah Swt.

·         Sebaliknya orang yang selalu berbuat kejahatan tentunya akan mendapati timbangan amal buruknya sangat berat. Banyak sekali ayat al-Qur’an yang menyatakan betapa susahnya seseorang yang ketika di dunia selalu berbuat jahat. Mereka kelak di akhirat akan mendapatkan siksaan yang amat berat di neraka sebagai balasan atas perbuatan jahatnya itu.

·         Balasan terhadap amal buruk yang dilakukan ketika hidup di dunia ditimpakan setelah dilakukan penimbangan seberapa berat kejahatan dan keburukan yang telah dilakukannya. Kemudian mereka akan mendapatkan balasannya berupa siksa di neraka.

a)      Surga sebagai Balasan Amal Baik

·    Seluruh perbuatan baik manusia telah diperhitungkan pada saat Yaumul Hisab. Perbuatan baik itu akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah Swt. Tidak ada sedikit pun perbuatan baik yang tidak mendapatkan balasan. Balasan Allah Swt. terhadap perbuatan baik tentu balasan yang sangat menyenangkan dan memuaskan
 
·    Balasan yang memuaskan itu berupa surga yang di dalamnya penuh kenikmatan yang melebihi kenikmatan dunia. Ungkapan kenikmatan itu difirmankan Allah Swt.:
 

Artinya: “Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka).Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh, bersandar di atas dipan-dipan.Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa saja yang mereka inginkan. (Kepada mereka dikatakan): “Salam”, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.” (Q.S. Yāsin /36:55-58)

 

b) Neraka sebagai Balasan Amal Buruk

·    Setiap perbuatan buruk manusia juga akan menerima balasannya. Perbuatan buruk sekecil apapun akan menerima balasannya, yakni neraka yang di dalamnya ada api yang sangat panas.

·     Di neraka itulah balasan orang yang banyak melakukan dosa, takabur, sombong, dan terlebih tidak melaksanakan perintah Allah Swt. Mereka di neraka susah payah mendapatkan makan dan minum, mereka diberi minuman yang panas dan makanan dari pohon berduri.

Firman Allah Swt.:

 

Artinya: ”Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak menghilangkan lapar.” (Q.S. al- Gāsyiyah/88:6-7) 

Para penghuni neraka tidak akan merasa aman atau menyenangkan sebab selalu diliputi angin dan air yang panas.

Firman Allah Swt.:

 

Artinya: “(Mereka) dalam siksaan angin yang sangat panas dan air yang mendidih dan naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan.” (Q.S. al-Wāqi’ah/56:42-44)


Sumber: 
Buku Siswa Kleas IX Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. 

Comments