Rangkuman IPS Materi Kelas 5 Tema 3 Subtema 1

KD IPS 3.2 Menganalisis bentuk-bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Indonesia

KERAGAMAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk karena terdiri atas berbagai suku bangsa, adat istiadat, bahasa daerah, serta agama yang berbeda-beda. Keanekaragaman tersebut terdapat di berbagai wilayah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap suku bangsa di Indonesia mempunyai kebiasaan hidup yang berbeda-beda. Kebiasaan hidup itu menjadi budaya serta ciri khas suku bangsa tertentu. Demi persatuan dan kesatuan, seharusnya kita menyadari dan menghargai keanekaragaman tersebut sehingga dapat menjadi satu bangsa yang tangguh. Dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, kita jadikan keragaman suku bangsa dan budaya sebagai salah satu modal dasar dalam pembangunan.

Indonesia mempunyai keragaman  sosial budaya yang sangat tinggi. Faktor yang menyebabkan keberagaman sosial budaya tersebut, yaitu:

1. perbedaan ras asal,

2. perbedaan lingkungan geografis,

3. perbedaan latar belakang sejarah,

4. perkembangan daerah,

5. perbedaan agama atau kepercayaan, dan

6. kemampuan adaptasi atau menyesuaikan diri.

Di antara enam faktor yang tertulis di atas, perbedaan lingkungan geografis serta kemampuan adaptasi menjadi faktor yang paling banyak mempengaruhi keberagaman sosial budaya masyarakat di Indonesia. 

Keragaman sosial dan budaya Indonesia dikatagorikan sebagai berikut:

1.   Keragaman Suku Bangsa

Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan sosial lainnya karena memiliki ciri paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal-usul dan tempat asal dan kebudayaannya. Ciri suku bangsa, antara lain bersifat tertutup dari kelompok lain, memiliki nilai-nilai dasar yang tercermin dalam kebudayaan, memiliki komunikasi dan interaksi.

Suku bangsa yang terkenal di Indonesia adalah Suku Jawa (Pulau Jawa), Batak dan Nias (Sumatera Utara), Minangkabau (Sumatara Barat), Sunda (Jabar), Betawi (DKI Jakarta), Suku Madura dan Tengger (Jatim), Dayak (Kalimantan), Sasak dan Sumbawa (NTB), Bugis dan Toraja (Sulsel), Sentani dan Asmat (Papua). Selain itu di Indonesia juga terdapat etnis Cina yang terbagi menjadi Cina Peranakan dan Cina Totok.

2.   Keragaman Bahasa

Sebanding dengan banyaknya suku di Indonesia, maka bahasa daerah pun juga beragam. Bahkan, pada setiap suku banyak ditemukan perbedaan bahasa. Contoh bahasaAceh(Aceh), Batak (Sumut), Minangkabau(Sumbar), Betawi (DKI Jakarta), Sunda (Banten dan Jabar), Jawa (Jateng, jatim dan DIY). 

3.   Rumah Adat

Setiap suku di Indonesia memiliki rumah adat yang berbeda dengan suku yang lainnya. Seperti contoh Rumah adat Bolon (Sumut), Gadang (Sumbar), Joglo (Jawa), Lamin (Kaltim), Tongkonan (Sulsel dan Sulbar), dan Honai (Papua)

4.   Pakaian Tradisional

Pakaian adat dipakai pada acara khusus. Contoh pakaian adat antara lain: Blangkong dan Baju Beskap (Jawa Tengah), Baju Surjan dan balngkon (Yogyakarta), baju teluk belangan dan daster (Riau), Ulos dan Sabe-sabe (Sumut).

5.   Senjata Tradisional

Saat ini senjata tradisional dipakai sebagai pelengkap dalam pakaian adat. Contoh Rencong (Aceh), Keris (Jawa), Mandau (Kalimantan), Badik (Betawi), Clurit (Madura) Badik (Sulsel), Jenawi (Riau) dan Trisula (Sumsel).

 

6.   Makanan Khas

Contoh; Gudeg (Yogyakarta), Rendang (Padang), Pempek (Palembang), Rujak Cingur (Surabaya), Ayam Betutu (Bali), Pepeda (Maluku dan Papua).

7.   Upacara Adat

Uapacara adat berhubungan dengan adat istiadat dan kepercayaan suatu masyarakat. Contoh: Upacara Kasodo(Tengger), Lompat batu (Nias), Grebeg Suro (Solo), Ngaben (Bali).

8.   Kesenian

Bentuk-bentuk kesenian antara lain: 

a.      Tarian Tradisional, contoh tarian tradisional: Saudati dan Saman (Aceh), Serampang dua belas dan Tor-tor (Sumut), Piring dan Payung (Sumbar), Gending Sriwijaya (Sumsel), Topeng, Ondel-ondel dan Ronggeng (DKI Jakarta), Jaipon dan Merak (Jabar), Serimpi, Bambangan Cakil dan Gandrung (Jateng), Jaran Kepang, Jejer Remong, Ketek Ogleng (Jatim), Kecak dan Pendet (Bali) 

b.     Alat Musik Tradisional, Contoh Tambo (Aceh), Anglung (Jabar), Gamelan (Jawa), Sasando (NTT dan NTB), Kolintang ( Sulut dan Gorontalo), Tifa (Papua), Babun (Kalsel). 

c.      Seni Pertunjukan contoh: Ketoprak dan Wayang (Jateng), Ludrok (Jatim), Lenong (DKI Jakarta) dan Mamanda (Kalsel) 

d.     Lagu Daerah Contoh: Bungong Jeumpa (Aceh), Ayam den lapeh (Sumbar), Soleram (Riau), Injit-injit semut (Jambi), Jali-jali (DKI), Bubuy Bulan dan Dadali (Jabar), Gundul Pacul, Gambang Suling dan Lir-ilir (Jateng), Pitik Tukung (Yogyakarta), Karapan Sapid an Tanduk Majeng (Jatim), Desaku, Potong bebek, anak kambing saya (NTT), Indung-indung (Kaltim), Ampar-ampar pisang (Kalsel), O ina ni keke (Sulut), burung kaka tua (Maluku) dan Apuse (Papua) 

e.      Cerita Rakyat contoh: Malinkundang (Minangkabau), Sangkuriang (Jabar), Kleting Kuning dan Keong Mas (Jateng).

9.   Keragaman Religi

Di Indonesia terdapat enam agama yang diakui oleh negera yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Setiap agama memiliki hari raya masing-masing seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha (Islam), Natal (Kristen), Paskah (Katolik), Nyepi (Hindhu), Waisak (Budha) dan Copgome (Konghuchu). Setiap agama memiliki lembaga keagaaman sendiri yaitu MUI (Islam), PGI (Kristen), KWI (Katolik), PHDI (Hindu), Walubi (Budha) dan Matakin (Konghuchu).

Keanekaragam tersebut menjadi anugerah sekaligus tantangan bagi Indonesia untuk dapat menjaga keberadaannya sampai kapan pun sebagai warisan budaya nasional.

(Sumber: https://donipengalaman9.wordpress.com/2014/03/25/keragaman-sosial-dan-budaya-indonesia/)

Beberapa contoh keanekaragaman yang terdapat di Indonesia juga tercermin dalam 6 tipe sosial yang dimiliki yaitu:

1.  Tipe masyarakat berkebun;

2.  Tipe masyarakat pedesaan dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang; 

3.  Tipe masyarakat pedesaan dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang dengan pengaruh kuat agama Islam;

4.  Tipe masyarakat pedesaan dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak kompleks;

5.  Tipe masyarakat perkotaan;

6.  Tipe masyarakat metropolitan.


            Sebagai warga negara Indonesia kita seharusnya bangga dengan adanya keanekaragaman kebudayaan. Bermacam-macam bentuk kebudayaan itu merupakan warisan yang tak ternilai harganya. Kita harus menghormati keanekaragaman budaya. Kita juga harus melestarikan dan mengembangkan berbagai bentuk warisan budaya yang ada sekarang ini.

            Bagaimana cara menghormati keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia? Sikap menghormati keanekaragaman budaya dapat kita tunjukkan dengan sikap-sikap berikut ini.

1. Menghormati kelompok lain yang menjalankan kebiasaan dan adat istiadatnya.

2. Tidak menghina hasil kebudayaan suku bangsa lain.

3. Mau menonton seni pertunjukan tradisional.

4. Mau belajar dan mengembangkan berbagai jenis seni tradisional seperti seni tari, seni musik, dan seni pertunjukan.

5. Bangga dengan hasil kebudayaan dalam negeri.

 

Sala satu bentuk keragaman sosial budaya masyarakat adalah makanan khas. Makanan khas setiap daerah berbeda-beda. Dalam pemenuhan makanan, manusia tidak dapat bekerja sendiri. Contohnya, dalam budidaya padi, manusia melakukan interaksi sosial dan interaksi dengan lingkungan hidup.

A. Interaksi Sosial

·        Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.

·        Interaksi sosial amat dibutuhkan untuk kehidupan bersama sebab individu tidak dapat hidup tanpa individu lainnya.

·        Interaksi dengan lingkungan hidup merupakan interaksi antara manusia dengan lingkungan yang terbentuk secara alami.

·        Berikut ini contoh interkasi manusia dengan lingkungan sosial.

Interaksi Sosial, Individu dengan Individu:

1. Seorang yang mengajari sahabatnya membaca Al-Quran

2. Seorang yang membeli sayur ke pedagang

3. Seorang Ibu yang menyusui anaknya

4. Seorang kakek memberi cokelat kepada cucunya

5. Seorang ayah yang menggendong anaknya

Interaksi Sosial, Individu dengan Kelompok:

1. Guru dengan Siswanya

2. Khutbah Jumat di masjid

3. Presiden dengan Rakyatnya

4. Komandan dengan Anggotanya

5. Penjual dengan para pembeli

Interaksi Sosial, Kelompok dengan Kelompok:

1. Polisi dengan TNI saling berkerja sama memberantas preman

2. Para guru dan murid sedang melakukan reboisasi

3. Kelompok A dan Kelompok B yang berlomba

4. PMR dan pramuka berkerja sama dalam pemberian bantuan

5. Pertemuan antara anggota DPR dengan para demonstran


Interaksi Manusia dengan Lingkungan Alam

Interaksi dengan lingkungan hidup merupakan interaksi antara manusia dengan lingkungan yang terbentuk secara alami. Gunung, sungai, rawa, merupakan contoh-contoh lingkungan alam. Lingkungan alam adalah lingkungan yang terbentuk secara alamiah tanpa campur tangan manusia. Lingkungan alam mencakup semua benda hidup dan tak hidup yang terjadi secara alamiah di bumi. Lingkungan alam terdiri atas komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan yang bukan makhluk hidup. Lingkungan biotik adalah segala benda hidup yang ada di lingkungan.

Dalam lingkungan alam terjadi interaksi antara lingkungan abiotik dengan lingkungan biotik atau sebaliknya. Bahkan, antar komponen lingkungan biotik dan antar komponen lingkungan abiotik juga terjadi saling keterkaitan. Contoh interaksi antara komponen abiotik dengan biotik adalah tanah, suhu dan curah hujan yang memengaruhi jenis tanaman yang tumbuh suatu daerah.

Lingkungan biotik juga dapat memengaruhi lingkungan abiotik. Contohnya daerah yang banyak tumbuhannya akan membuat suhu udara menjadi lebih sejuk. Daerah yang masih banyak tumbuhannya juga dapat menyimpan air tanah lebih banyak karena tanah di bawahnya dapat menyerap air lebih banyak.

Interaksi antara manusia dan alam dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu interaksi yang menyesuaikan diri dengan alam dan interaksi yang mendominasi alam.

Interaksi manusia yang menyesuaikan diri dengan alam contohnya adalah hidup dekat dengan sumber makanannya. Manusia menyesuaikan waktu tanam dengan musim penghujan, waktu untuk berlayar menyesuaikan dengan keadaan cuaca, menghindari tinggal di daerah rawan bencana alam, dan lain-lain.

Interaksi manusia yang mendominasi alam. Manusia memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Contohnya, untuk menanggulangi akibat kemarau panjang yang menyebabkan menurunnya hasil pertanian, manusia mencoba membuat hujan buatan. Pembuatan hujan buatan ini, tentu dengan menggunakan pengetahuan dan teknologi. Selain itu, penduduk yang tinggal di daerah gempa mengembangkan teknologi rumah atau bangunan yang tahan gempa.

 

B. Adat Istiadat

·        Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adat istiadat diartikan sebagai sebuah aturan yang sudah biasa dilakukan sejak dahulu hingga sekarang.

·        Adat merupakan sebuah bentuk dari ide serta gagasan pemikiran yang mengandung nilai–nilai kebudayaan, norma, hukum, serta antara aturan yang satu dengan aturan yang lain saling berkaitan menjadi suatu sistem ataupun kesatuan.

·        Sedangkan istiadat diartikan sebagai kebiasaan.

·        Dengan begitu, adat istiadat merupakan kumpulan berupa kaidah–kaidah sosial yang telah lama ada kemudian menjadi kebiasaan dalam masyarakat

 

Pesona Tana Toraja

Sebagai salah satu tempat yang terindah di Indonesia, Tana Toraja di Sulawesi Selatan, yang menyimpan begitu banyak pesona alam dan adat istiadat yang unik dan sangat menarik untuk dinikmati. Berkat kekayaan budayanya yang luar biasa, Tana Toraja bahkan dimasukkan ke dalam daftar sementara warisan dunia oleh UNESCO di tahun 2004. Adalah sebuah upacara kematian yang dinamakan Rambu Solo, yang merupakan upacara mengantarkan sanak keluarga yang telah meninggal dunia ke alam baka. Upacara ini biasanya dilangsungkan secara meriah selama berhari-hari serta melibatkan seluruh penduduk desa.

 

Kebudayaan lain dari Suku Toraja diantaranya adalah berikut ini.

1.     Tongkonan

Tongkonan adalah rumah tradisional Toraja yang berdiri di atas tumpukan kayu dan dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan kuning. Kata "tongkonan" berasal dari bahasa Toraja tongkon ("duduk").

Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja. Ritual yang berhubungan dengan tongkonan sangatlah penting dalam kehidupan spiritual suku Toraja oleh karena itu semua anggota keluarga diharuskan ikut serta karena Tongkonan melambangan hubungan mereka dengan leluhur mereka. Menurut cerita rakyat Toraja, tongkonan pertama dibangun di surga dengan empat tiang. Ketika leluhur suku Toraja turun ke bumi, dia meniru rumah tersebut dan menggelar upacara yang besar.

Rumah adat tongkonan

2.     Ukiran Kayu

Bahasa Toraja hanya diucapkan dan tidak memiliki sistem tulisan. Untuk menunjukkan konsep keagamaan dan sosial, suku Toraja membuat ukiran kayu dan menyebutnya Pa'ssura (atau "tulisan"). Oleh karena itu, ukiran kayu merupakan perwujudan budaya Toraja.

Setiap ukiran memiliki nama khusus. Motifnya biasanya adalah hewan dan tanaman yang melambangkan kebajikan, contohnya tanaman air seperti gulma air dan hewan seperti kepiting dan kecebong yang melambangkan kesuburan. Gambar kiri memperlihatkan contoh ukiran kayu Toraja, terdiri atas 15 panel persegi. Panel tengah bawah melambangkan kerbau atau kekayaan, sebagai harapan agar suatu keluarga memperoleh banyak kerbau. Panel tengah melambangkan simpul dan kotak, sebuah harapan agar semua keturunan keluarga akan bahagia dan hidup dalam kedamaian, seperti barang-barang yang tersimpan dalam sebuah kotak. Kotak bagian kiri atas dan kanan atas melambangkan hewan air, menunjukkan kebutuhan untuk bergerak cepat dan bekerja keras, seperti hewan yang bergerak di permukaan air. Hal Ini juga menunjukkan adanya kebutuhan akan keahlian tertentu untuk menghasilkan hasil yang baik.

 



Budaya lainnya yang ada di Indonesia misalnya, seperti adat pernikahan yang ada di pulau Jawa. Upacara pernikahan ini sebelumnya dilakukan kegiatan lamaran dan penyerahan peningset atau seserahan (semacam tanda pengikat) dari pihak calon pengantin pria kepada calon mempelai wanita, siraman dan malam midodareni merupakan inti dari rangkaian kegiatan pra pernikahan dalam tata acara adat jawa. Rangkaian prosesi pra pernikahan ini biasanya dilaksanakan seminggu sehingga hingga tiga hari sebelum hari H pernikahan.

Prosesi berikutnya adala memasang tarub dan bleketepe di halaman rumah keluarga calon pengantin wanita. Sementara itu, ayah dan ibu calon pengantin wanita menjalankan ritual berjualan dawet sebagai pertanda dimulainya serangkaian persiapan perhelatan mantu sang putri tercinta

Kemudian untuk acara pernikahan dilaksanakan upacara temu manten atau lebih dikenal dengan istilah panggih merupakan tatacara adat pengantin tradisi Jawa yang tak pernah terlewatkan. Ritual adat dilakukan pasangan pengantin seusai mengucapkan ikrar pernikahan secara resmi, yang merupakan serangkaian tata cara yang cukup rumit namun penuh makna kebaikan.



Comments